Hewan luar biasa yang juga endemik Indonesia, Komodo sudah sejak lama menjadi pusat perhatian peneliti dari berbagai dunia. Namun kini peneliti mulai melirik hewan raksasa ini untuk dikembangkan menjadi antibiotik. Padahal telah diketahui bahwa Komodo memiliki bakteri yang sangat beracun dan efektif untuk membunuh mangsanya yang terdapat di air liurnya.
Lantas apa yang dikembangkan menjadi antibiotik? Bukan air liurnya yang diteliti dan dikembangkan, melainkan darahnya. Adalah sekelompok peneliti dari Universitas George Mason yang mengembangkan darah Komodo. Mereka mengklaim bahwa di dalam darah Komodo terkandung senyawa Cationic Antimicrobial Peptide (CAMP). Ujicoba yang dilakukan terhadap senyawa ini, menunjukkan bahwa senyawa ini mampu menghancurkan dua bakteri kebal obat Pseudomonas Aeruginosa dan Stylopococcus Aureus.
Salah satu yang mendorong para peneliti ingin meneliti darah Komodo adalah fakta yang menunjukkan Komodo bisa bertahan hidup meskipun memiliki bakteri mematikan di dalam liurnya. Selain itu, Komodo yang terluka akibat pertarungan dengan Komodo lain juga mampu sembuh dari lukanya meskipun tergigit Komodo lain.
Meskipun manusia juga memiliki senyawa CAMP, tetapi senyawa ini bekerja lebih efektif pada Komodo, selain juga lebih banyak. Penelitian ini sendiri telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Proteome Research. Dengan penelitian ini diharapkan agar bisa lebih dikembangkan dan berkontribusi dalam dunia medis dan pengobatan. (sumber)
Demikian artikel tentang Darah Komodo Mulai Dikembangkan Menjadi Antibiotik ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Darah Komodo Mulai Dikembangkan Menjadi Antibiotik ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.